IMAN KEPADA TAKDIR
#Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah rilis peer ke - 4 setelah terkatung-katung beberapa hari.
Bagaimana sikap kita dalam menerima takdir Allah?
Menyikapi takdir Allah tentu perlu di awali dengan mengimani qadha dan qadr. Meyakini bahwa apa yang telah ditetapkan-Nya atas diri setiap hamba adalah yang terbaik.
.
Jika kita tak mendapatkan kebaikan atau mendapatkan keburukan, jangan berputus asa!
Jika kita mendapatkan kebaikan atau tak mendapatkan keburukan, jangan sombong!
.
Setiap bencana yang menimpa di bumi atau yang menimpa dirimu, semuanya telah tertulis dalam Lauhul Mahfuzh sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah. Agar kamu tak bersedih hati terhadap apa yang luput darimu, dan jangan terlalu bergembira terhadap apa yang diberikan-Nya padamu.
(Qs. Al-Hadid : 22-23)
.
Nabi Sallallahu 'Alaihi wa Salam bersabda. "Hendaklah engkau tahu bahwa sesuatu yang ditakdirkan akan menimpamu, tidak mungkin luput darimu. Dan segala sesuatu yang ditakdirkan luput darimu, pasti tidak akan menimpamu.
(HR. Ahmad)
.
Lantas pertanyaan selanjutnya bagaimana ikhtiyar yang kita lakukan dalam wilayah yang mampu kita kuasai?
Fattaqullaha Mastatho'tum, Bertakwalah Kepada Allah Semampumu"
(Qs. At Taghabun : 16)
.
Syekh Abdullah Al Azzam pernah ditanya oleh muridnya tentang arti dari mastatho’tum.
.
Ya Syekh, apa yang dimaksud dengan mastatho’tum (semampumu). Syekh pun membawa muridnya ke lapangan dan meminta mereka untuk berlari mengelilingi lapangan semampu mereka.
.
Startnya sama tetapi finish dan jumlah putaran masing-masing berbeda. Ada yang 3 kali putaran sudah capek, ada yang lebih dari itu.
.
Setelah muridnya menepi semua, Syekh itu pun berlari mengelilingi lapangan itu, para murid pun kaget dan tidak tega melihat gurunya yang sudah tua berlari.
.
Sang Syekh sudah terlihat pucat pasi dan lelah, tetapi tidak terlihat dari Syekh itu untuk tidak melanjutkan larinya. Sampai Syekh itu jatuh pingsan.
.
Para muridnya pun berlari untuk membangunkannya. Saat Syekh itu siuman, beliau langsung mengatakan "inilah yang dinamakan semampu kita (mastatho’tum).
Kita berikhtiar semaksimal mungkin sampai Allah sendiri yang menghentikan upaya kita”.
.
Sungguh terkadang kita masih sering melemah-lemahkan diri, berkeluh kesah atas ujian yang Allah timpahkan kepada diri, tak sabar, padahal Allah pun telah memberitahukan kita bahwa setiap ujian yang menimpa tidak akan melebihi kadar kesanggupan kita dan Allah takkan mengubah keadaan suatu kaum sebelum ia mengubahnya sendiri.
.
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sebelum kaum itu sendiri mengubah apa yang ada pada diri mereka”
(Qs. Ar-Ra’d : 11).
#BijakSemangatMenyikapiTakdir
#A130633
Komentar
Posting Komentar