MESKI BERBEDA, GAPAI KEBERKAHANNYA
Kajian online, 25 April 2020
Ustadz Salim. A.Fillah
Tak ada yang bisa kita pamerkan dari puasa; tidak awalnya sahur, tidak akhirnya buka, tidak lemasnya badan, tidak pula segarnya penampilan.
"Maka puasa itu untukKu dan Aku sendiri yang akan mengganjar pahalanya" demikian Allah berfirman dalam Hadits Qudsi; ialah ibadah hening lagi rahasia, bahwa hanya diri dan Allah saksi hakikatnya, pembina bagi taqwa.
Dan tahun ini, semarak tarawih kita juga dikembalikan ke hakikatnya; menghidupkan malam bermesra, dengan tangis harap dan takut yang syahdu, dalam hening dan rahasia, di dalam bilik-bilik rumah kita. Ketua Ittihadul 'Alami li 'Ulamail Muslimin Asy Syaikh Ahmad Ar Raisuni mengingatkan, "Menegakkan qiyamullail Ramadhan secara berjama'ah di Masjid adalah sunnah Khulafaur Rasyidin. Menegakkannya di rumah kita sendiri adalah sunnah Rasulullah ﷺ. Jadi kita beralih dari sunnah yang utama, kepada sunnah yang jauh lebih utama."
Di sinilah penguatan tarbiyah ruhaniyah kita; untuk memamerkan ibadah hanya kepada Allah semata, biarlah sesama menikmati sekedar dampaknya saja, berupa senyum penuh cinta, akhlaq mulia, dan manfaat yang terasa.
Ramadhan boleh hening di luar sana, tapi harus tetap semarak dalam hati kita, dan bergelora bagi semangat ibadah kita.
Komentar
Posting Komentar